Social Icons

Friday, October 19, 2012

Optimisme dan Realitas


Optimis adalah suatu tekad yang kuat untuk mendapatkan dan menghasilkan sesuatu yang baik. Optimis harus selalu tersimpan segala kegiatan yang dilakukan. Tanpa optimisme, kita hanya akan selalu mengeluh dan mengeluh tanpa memikirkan solusi apa yang harus dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan. Optimisme memang terkadang hanya dimiliki oleh sebagian orang. Melihat sesuatu jauh kedepan memang masih buram dan memiliki ketidakpastian yang tinggi. Oleh karena itu, kita harus optimis dalam menjalankannya agar didapat sesuai dengan target yang diinginkan.

Namun realitas berkata lain, jika ada orang yang memiliki semangat tinggi untuk maju dan memiliki optimisme dalam membangun masa depan yang lebih baik, terkadang ada saja orang yang menghambat. Hal ini karena mereka tidak bisa melihat jauh kedepan dan hanya berkaca pada masa lalu kelam yang tak memberikan keuntungan baginya. Realitas harus disadari bahwa kita hidup di jaman saat ini, bukan jaman dulu, bukan pula jaman masa depan. Dahulu kita kemana-mana jalan kaki, sekarang bisa naik pesawat, mungkin nanti bisa teleport. Hehehe.. Yah tapi itu lah realita. Banyak orang-orang yang masih melihat kebelakang untuk memandang masa depan. Seolah-olah masa depan akan selalu sama dengan masa lalu. Seolah-olah kita tidak bisa merubah masa depan kita sendiri.  

Dimanapun kita berada, di organisasi apa saja, pasti ada saja orang yang selalu melihat negatif setiap perubahan untuk masa depan. Tetapi itulah tantangan nyata yang harus dihadapi untuk bisa mencapai target yang diinginkan. Kita sebagai energi baru harus selalu berinovasi untuk menjadikan masa depan diri sendiri dan masa depan organisasi serta bangsa dan negara ini senantiasa menjadi lebih baik. Orang-orang yang hanya melihat realitas memang sulit untuk diajak maju. Namun keberadaan mereka pasti dibutuhkan untuk menghasilkan karya yang tidak ecek-ecek saja. Jadi optimisme dan realitas adalah satu kesatuan seperti bayi kembar. Salah satu yang membedakan antara satu orang dengan orang yang lain adalah optimisme yang ada dalam dirinya. Optimisme adalah bekal untuk menjadi seorang inovator dan inventor dimana orang lain masih buram melihatnya di masa depan.

Realitas di organisasi besar memang sangat kental akan stigma-stigma negatif. Stigma ini tertanam sejak jaman dahulu bahkan sampai sekarang stigma tersebut masih lekat walaupun organisasi itu sudah berubah. Ketika kita melihat dari luar memang sudah tampak bagus. Kita kita melihat ke pusat memang sudah mulai berubah. Namun ketika kita melihat ke lapangan, masih banyak yang harus dibenahi dan masih banyak yang harus diubah. Terutama kebiasaan dan cara kerjanya. Masih banyak yang dilakukan secara manual dan masih mengandalkan pengalaman. Sebagai orang baru di organisasi, memandang realitas itu akan sangat tergelitik. Kenapa begini kenapa begitu. Kenapa cuma begitu saja harus lama, dsb. Itulah realitas yang harus dihadapi. Memang terdengarnya kok gitu tapi itulah yang mereka lakukan sampai sekarang sesuai dengan cara dahulu dan sesuai dengan pengalaman.

Sebagai energi baru dan sebagai golongan yang muda harus selalu optimis dalam menghadapi masa depan. Melihat realitas harus senantiasa tertantang untuk menjadikannya lebih baik. Pasti ada yang harus diperbaiki. Tidak mungkin semuanya sudah baik. Tidak ada yang sudah sempurna dalam kehidupan ini. Yang terpenting adalah jeli dalam melihat dan peduli




2 comments:

ayam kampung said...

1 lg gan, jangan terlalu idealis, salam sukses dr sejuta trik blogger.

Tulisan Harian said...

ok gan, thanks ya